Bau Kotoran Sapi dan Limbah Ampas Tahu di Keluhkan Warga Sambiroto dan Kedung Maling

Mojokerto, RepublikNews – Puluhan Warga desa Sambiroto dan desa Kedung Maling Sooko Mojokerto mengeluh, akibat bau kotoran sapi yang menyengat dari peternakan sapi yang ada di desa Kedung Maling kecamatan Sooko Mojokerto milik H. Is, orang terpandang di desa Kedung Maling. Peternakan ini mencemari lingkungan dan pemukiman warga. Selain itu belum lagi dengan bau ampas tahu yang bercampur kotoran sapi, limbahnya di buang di sungai Brangkal.
Kepada wartawan RepublikNews, warga Sambiroto yang tidak mau di sebut namanya (Zn-inisial*red) mengatakan merasa di rugikan dan di buat tidak nyaman oleh bau kotoran sapi dan ampas tahu milik pengusaha ternak sapi dari desa Kedung Maling kecamatan Sooko kabupaten Mojokerto tersebut.
” Di dalam lahan perternakan sapi itu juga di buat usaha industri pembuatan tahu yang ampasnya di buat pakan ternak. Selain itu juga di buat tempat penyembelihan sapi, Baik limbah tahu dan kotoran sapi jadi satu di buang di sungai,”terangnya.
Sementara itu menurut Hd (inisial*red), warga Kedung Maling yang dekat dengan lokasi tempat kadang sapi sekaligus industri tahu kepada media ini mengatakan, pemilik peternakan dan pabrik tahu itu bernama H. Is, beliau orang terpandang di desa kami, dulu menjabat anggota dewan di Mojokerto tapi sekarang tidak, dan sekarang istrinya yang menjabat jadi anggota dewan,” ungkapnya.
Dari hasil penulusuran awak media ini dilapangan, warga sekitar kandang peternakan dan yang terdampak dari sungai Brangkal seperti warga Sambiroto sangat kecewa dengan pemeritahan setempat, juga dengan pemilik peternakan, pasalnya selama ini keluhan mereka tidak di hiraukan dan di tanggapi.
“kami sudah mengadu kemana saja, ke desa bahkan dinas terkait tapi tidak ada tanggapan serta tindakan dan hasilnya mengecewakan,”keluh warga.
Intinya kami dan seluruh warga kepingin limbah tahu dan kotoran sapi tersebut tidak di buang langsung ke sungai, bau dan kotoran tersebut sangat-sangat menganggu apalagi musim kemarau sampe kotoran menggunung. Dan jemuran baju kami yang sudah di cuci dan di jemur kering di luar sampai bau kotoran sapi,”papar warga.
Masih kata warga, dulu sebelum ada kandang sapi tersebut kami dan warga sekitar sera anak anak bisa mandi di sungai tapi sekarang sudah tidak bisa lagi, jangankan mandi pernah salah satu warga sengaja masuk ke sungai pas musim kemarau waktu beranjak dia dari sungai baju dan celananya penuh dengan kotoran sapi.
Kami berencana mau mengadakan demo ke balai desa lagi supaya suara masyarakat terdengar oleh para pejabat diluar sana. kami dan seluruh warga desa Sambiroto yang lokasinya berdekatan dengan kandang sapi ataupun seberang sungai yang terdampak berencana tanda tangan semua untuk melaporkan ke dinas terkait.
Pemeritah desa dan dinas terkait supaya bertindak, di tutup atau di buatkan tempat penampungan atau spiteng sementara atau gimana baiknya, biar limbah kotoran sapi kalau penuh bisa di buang ke daerah luar yang lebih jauh, lebih aman dari pemukiman warga,” tegas warga.
“kami dan semua warga kepingin kotoran sapi milik pak haji is itu di tampung di kandangnya dan di buang ke tempat yang layak bukan malah di buang kesungai supaya tidak mencemari lingkungan kami,”harapnya. (ndul/yudi)