Dam Irigasi Desa Tanjungsari Ambrol, Pemerintah Ponorogo Terkesan Tutup Mata

Ponorogo, RepublikNews – Ambrolnya Dam (Bendungan) Sesek yang berada di Desa Tanjungsari Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo memang memprihatinkan dan sangat diharapkan perhatian dari Pemerintah Daerah setempat. Pasalnya Dam tersebut satu-satunya jalur irigasi yang digunakan masyarakat petani untuk lima desa yang berfungsi sebagai sarana irigasi dari ratusan hektar lahan pertanian.
Terlihat dari pantauan memang nampak hancur tinggal pondasi dan puing-puing yang tidak bisa difungsikan lagi. Belum di ketahui berapa usia Dam tersebut, yang pasti sejak kerusakan karena faktor alam yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu, hingga saat ini belum pernah ada kegiatan rehabilitasi ataupun pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Menurut Kepala Desa Tanjungsari, Ia beserta lima desa pemanfaat yang terdiri dari Desa Jenangan, Sraten, Panjeng dan Sedah, Dam sesek tersebut sebenarnya telah sering melakukan pelaporan serta pengajuan pembangunan ke ke pihak terkait, bahkan sampai pada tingkat propinsi, namun sampai saat ini juga belum nampak ada tindak lanjut semestinya.
“Kita sudah melakukan permohonan sampai saya beserta lima desa terkait irigasi itu ke Dinas PU Provinsi, tapi antara daerah dan provinsi untuk lingkup luasan menjadi syarat untuk provinsi di lihat keluasan lahan sekitar 500 M, dan lainnya kewenangan daerah.
Sehingga provinsi di situ tak bisa membantu karena luasan wilayah yang tercakup untuk pasokan irigasinya, “Terangnya.
Lanjut Kepala Desa Tanjungsari, “Disamping itu kita juga pernah menghadap Pak Sekda dan Bupati terkait Dam itu juga, supaya dengan harapan cepat di tindak lanjuti “.
Di jelaskan pihaknya (dari ke-5 desa) sudah mengajukan dan melaporkan mulai Tahun 2020 melalui petugas pengairan, yang katanya akan di tindak lanjuti karena Dam sudah terjadi keretakan. Sampai akhirnya di Tahun 2021 mencoba menggunakan jalan alternatif dengan Dam Darurat (tanggul) supaya para petani bisa bercocok tanam.
Dengan gotong-royong bahu membahu bersama-sama bangun Dam darurat. Namun tak bertahan lama, roboh akibat banjir musim hujan. Sampai akhirnya dari pengaruh tersebut para petani mengandalkan tadah hujan.
“Harapan kita sangat besar mas….supaya nasib petani yang ada di lima desa, yang mana lahan pertaniannya bisa teraliri sekitar kurang lebih 700 hektar dengan cepat dapat perhatian. Apalagi menyangkut hajat hidup orang banyak, masalahnya mayoritas petani, kalau tak bisa bercocok tanam karena pengaruh irigasi pengairan seperti itu, kasihan…., “Ungkap Kepala Desa Tanjungsari penuh harap, Kamis (13/7/2023)
Sementara itu senada juga di sampaikan dari beberapa warga setempat (petani) yang berharap dengan cepat di tindak lanjuti, ada perhatian, supaya Dam yang selama ini menjadi satu-satunya jalur irigasi cepat di perbaiki. (w.i)