BERITA UTAMAPOTRET

Dialog Kebangsaan Di Gelar di Banda Aceh

Banda Aceh, RepublikNews – Inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi), H. M. Anis Matta, Lc memberikan kuliah umum dan dialog kebangsaan yang digelar di Banda Aceh.

Orasi tersebut berlangsung pada hari Minggu (30/6/2019) siang, pukul 14.00 WIB hingga menjelang magrib di Aula Asrama Haji, Prada, Banda Aceh.

Ratusan manusia berbaju merah berkumpul dan berduyun-duyun menghadiri dialog kebangsaan oleh Anis Matta, bernama Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi).

Dalam dialog kebangsaan itu, Anis Matta memaparkan tentang konsep dan cita-cita mulia tentang Arah Baru Indonesia yang digagasnya bersama Fahri Hamzah, dkk.

Orasi kebangsaan itu bertemakan, ‘Arah Baru Indonesia’. Ormas berlambang bintang kejora ini memiliki slogan. Mereka menyebut namanya Indeks. Sebuah akronim dari Islam, Nasionalis, Demokrasi, dan Kesejahteraan.

Dalam menjalankan roda organisasi, Islam digunakan sebagai basis rujukan bersamaan dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia.

Nasionalis merupakan bagian terpenting dalam mengelola bangsa dan negara. Sementara, demokrasi menjadi roh dan sistem ideal sekaligus digunakan dalam sistem pemerintahan saat ini.

Baca Juga :  Miris... Akses Jalan Pekon Bumi Agung, Tak Ada Perhatian Pemerintah Lampung Barat

Bila semua dilakukan dengan baik, maka akan menghasilkan kesejahteraan dan kedaulatan bagi seluruh Rakyat Indonesia yang menjadi cita-cita bangsa ini terdahulu.

Garbi menyakini bahwa Bangsa Indonesia bisa menjadi kekuatan kelima di dunia. “Dalam bidang apa? Dalam bidang militer, ekonomi dan teknologi. Tiga poin itu bisa diwujudkan apabila sumber daya kita terkelola dengan baik dan potensinya sangatlah besar,” kata Anis Matta.

Dalam orasinya, Anis juga menyebutkan bahwa yang membedakan pemuda dan orang tua adalah imajinasinya.

“Saya punya imajinasi untuk Indonesia. Saya kira di Indonesia boleh untuk diterapkan. Idenya adalah menjadikan Indonesia sebagai negara serikat,” ucap Anis Matta.

Melihat setiap daerah di negara ini punya potensi untuk dimajukan per daerahnya, dengan memberikan kebebasan dan kesejahteraan kepada daerah untuk dikelola dengan baik. Mungkin namanya menjadi Uni Indonesia.

Anis juga menyebutkan, Banda Aceh merupakan sebuah wajah perubahan agregat yang dapat dirasakan sejak memasuki era demokrasi.

“Saat saya pergi ke luar negeri dan bercerita kepada orang-orang tentang Indonesia, saya selalu mengambil contoh Aceh dan Papua sebagai salah satu mekanisme resolusi konflik.” ungkap Anis Matta

Baca Juga :  Wisuda Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Digelar di Desa Kedungmaling

Anis juga menyebutkan bagaimana cara pengelolaannya yang disebut distribusi dan pembagian sumber daya melalui mekanisme politik seperti otonomi daerah dan otonomi khusus itu sangat efektif untuk merekatkan bangsa Indonesia yang begitu luas.

“Oleh sebab itu, kita dapat menyaksikan dalam dua dekade terakhir, lompatan perubahan di seluruh daerah karena perubahan itu dan disebabkan setelah dua puluh tahun kita berdemokrasi,” kata Anis.

“Saya merasa bahwa kita sudah menyelesaikan satu sintesa pada gelombang kedua antara demokrasi dan kesejahteraan,” ucap insiator Gerakan Arah Baru Indonesia tersebut.

Ketua Umum Garbi Aceh, Ustaz Dr Salman Syarifuddin Alhafizh, MA juga menyampaikan kata sambutannya, Minggu, (30/6/2019).

Salman menyampaikan kata sambutannya di depan para peminat ide-ide dan gagasan Arah Baru Indonesia dari seluruh Aceh.

“Selamat datang Ustaz Anis Matta, para peserta Garbi dari berbagai kabupaten dan kota se Aceh, tokoh-tokoh Aceh, aktivis, pihak media, mahasiswa, dan pemuda Aceh“ ujar Salman.

Baca Juga :  KPU Mojokerto Gandeng Wartawan, Menepis Berita Hoaxs Menjelang Pemilu 2024

Salman juga menjelaskan, acara ini diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Garbi Aceh dalam serangkaian kegiatan halalbihalal dengan Anis Matta Se-Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang dimulai dari Riau, Sumatera dan Aceh.

“Ustaz Anis Matta akan menyampaikan buah pikir dan gagasannya mengenai arah baru Indonesia yang digagasnya selama ini untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang masuk dalam lima besar kekuatan dunia. Baik segi ekonomi, politik, pendidikan maupun militer,” terang Ustaz Salman.

Apalagi, tambah Salman, Aceh dahulunya merupakan kerajaan Islam nomor lima terbesar di dunia sehingga ide-ide dan gagasan Anis Matta menjadi sangat relevan apabila disampaikan di Aceh.

Sebab, lanjutnya, gagasan Indonesia masuk dalam negara nomor lima terbesar di dunia dapat mengingatkan masyarakat Aceh terhadap romantisme dan kehebatan Sejarah Aceh masa lalu.

Oleh sebab itu, sebagai inisiator arah baru Indonesia, Anis Matta juga menginternalisasi dan memperdalam ide arah baru Indonesia kepada seluruh Masyarakat Aceh dan Indonesia. (Riri)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!