Dispendik Banyuwangi Terapkan NewNormal Dalam Pelajaran Baru

Banyuwangi, RepublikNews – Covid 19 telah membawa dampak pada keseluruhan sektor kehidupan manusia, tak terkecuali pada sektor pendidikan, sudah beberapa bulan sekolah – sekolah harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring. untuk itu Dinas pendidikan Kabupaten Banyuwangi tengah menyiapkan protokol baru saat tahun ajaran baru dimulai pada Juli mendatang. Nantinya para siswa hanya akan datang ke sekolah satu kali dalam seminggu, seluruh Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Banyuwangi, kini tengah mempersiapkan sejumlah program pembelajaran tatanan normal baru atau new normal mendatang.
Plt. Kabid pendidikan SMP Kabupaten Banyuwangi Drs. H Alfian Mpd , saat di konfirmasi awak media Republiknews rabu (17/06/2020) mengatakan” Untuk menyikapi tentang new normal saya itu sudah memerintahkan sejak akhir bulan Mei kepada semua kepala sekolah untuk menyiapkan, dan indikator – indikator yang harus di siapkan itu sudah saya rinci.
“Saya nggak fer kalau Dinas pendidikan nggak melakukan juga, jadi, apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas pendidikan, apa yang menjadi tugas manajemen sekolah, apa yang menjadi tugas kepala sekolah sampai apa yang menjadi tugas guru, itu jelas poin – poinnya,” ungkap H.Alfian .
Misalnya untuk kepala sekolah, lanjut H. Alfian, dia wajib untuk membentuk pos pendidikan covid 19, kalau setingkat Kabupaten satuan kerja namanya, maka tim itu saya bilang, sama dengan tim akreditasi, tim membentuk ujian nasional. Istilahnya kalau dulu sebenarnya tim bencana alam, makanya tim ini semua mengkoordinir secara garis besar yang di lakukan pihak sekolah itu menyiapkan sarana prasarananya maupun budaya membiasakan diri apa? Untuk anak – anak, itu yang tidak mudah. Dengan new normalnya kan terutama padat pada pembiasaan itu, kalau sarana prasarana jadinya, yang penting ada uangnya beres,” ucapnya.
Misalnya, masih H.Alfian, untuk membuat tempat cuci tangan yang mengalir, itu harus dilakukan. Maka bagaimana persiapan itu saya beri waktu sampai minggu ke 3 di bulan Juni ini, nanti saya lombakan setiap sekolah membuat vlog simulator terapinya untuk memperlihatkan kesehatannya, sekalipun itu hanya simulasi.
Masalah apakah besok tanggal 13 Juli buka atau nggak? Itu kita tetap menunggu keputusan Gugus covid-19, karena keputusan itu bukan punya pendidikan, tetapi keputusan sampai sekarang kan belum muncul, sekalipun kementerian kemarin mengatakan bahwasannya yang zona hijau sudah diperbolehkan buka, kalau kami di beri kewenangan, inginnya itu tidak semua sekolah ditutup, karena bagi saya sekolah – sekolah pinggiran yang jumlah muridnya nggak banyak namun sekolahannya luas dan mobilitas masyarakat tidak keluar masuk, mestinya masuk, itu tidak ada masalah. Tapi kalau yang kota – kota seperti ini, saya harus tetap mengatakan, karena keselamatan warga sekolah bukan hanya siswa, itu adalah yang utama.
Maka permennya kan sudah mengatakan, bahwa pembelajaran jauh lebih penting, maka sekarang inilah seorang kepala sekolah diuji, dia harus membuat banyak modifikasi – modifikasi kurikulum, misalnya, matematika yang isinya 5 jam, dengan adanya masa covid-19 ini bisa menjadi 3 jam, yang 1 jam 40 menit bisa jadi hanya 25 menit atau 30 menit, kan nggak apa – apa. Karena tatap muka itu bagi saya tetap bisa berlangsung, namun ya tetap mengikuti protokol kesehatan, karena ada bagian – bagian yang tidak bisa digantikan oleh orang lain, itu masalahnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, kalau untuk menerapkan new normal , pola itu sudah saya siapkan , bahwasanya siswa siswi masuk tidak dengan shift pagi dan sore, saya lebih setuju hari, karena kalau masuk dengan shift pagi dan sore saya nggak yakin guru itu menjadi istiqomah, jangan – jangan hanya minggu pertama saja mau masuk pagi dan sore. Tapi yang paling rasional itu misalnya, kelas VII masuk hari senin – selasa, kelas VIII masuk hari rabu – kamis, kelas IX masuk hari jum’at – sabtu misalnya begitu, itupun bagi sekolah yang jumlah siswa dengan kelasnya itu tidak proporsional, tapi bagi yang satap – satap seperti di Sukomade di Tamansari itu harus tetap dibicarakan,” tandasnya.
Yang harus di ketahui teman – teman media, saya di minggu ke 4 bulan Juni sampai awal bulan Juli, surat keputusan Dinas itu akan muncul tim verifikasi yang akan memverifikasi sekolah dengan instrumen – instrumen tertentu, sehingga nanti kita tahu mana sekolah yang dipandang siap mana sekolah yang dipandang tidak siap. Makanya untuk mendorong agar teman – teman menyiapkan bagaimana fasilitas new normal di sekolah. Saya kwatir tiba – tiba gugus tugas mengatakan tanggal 13 Juli pelajaran baru masuk, itu berarti persiapan sekolah sudah harus siap, perkara kita menyiapkan ternyata fok tugas mengatakan belum boleh yang penting kita sudah menyiapkan semuanya.
Karena banyak orang dan bahasa pemerhati pendidikan mengatakan, pendidikan itu nggak melakukan apa – apa, padahal dia kan belum ketemu kita? Dan dia nggak tahu apa yang kita lakukan, padahal kita sudah siapkan, perbup ya sudah kita siapkan, begitu masuk pendidikan bagaimana panduan buat teman – teman ini, sosialisasi pada semua sekolah – sekolah sudah kami lakukan, perkara di lapangan kok ada beberapa sekolah nggak melakukan itu harus Korwil yang lebih tahu dan menindak tegas,” pintanya.
Ada yang mengatakan pariwisata lebih diutamakan daripada pendidikan, ooh nggaaak? Pariwisata itu ketentuan pusat, bahkan pusat sendiri yang mengatakan bergeraknya ekonomi dimulai dari pariwisata , sehingga dipilih Banyuwangi, Bali dan Bintan. Kalau saya pribadi, karena saya orang pendidikan saya ya tetap mengutamakan pendidikan, dan menurut saya pendidikan juga siap, karena saya sempat bilang sama – sama teman – teman malu loo kita dilihatkan pada pelayanan publik dan balai desa saja sudah siap, masak sekolah tidak siap, akhirnya semua kantor Dinas pendidikan juga kita dari luar melayaninya,” pungkasnya.
Harapan kami new normal jangan ditafsirkan bahwa covid-19 itu sudah selesai. Jadi new normal itu kan saya tahu bahwa pemerintah tidak mungkin ambil keputusan begini terus, jadi ekonomi juga harus dipikir dan keselamatan tetap yang utama, kalau posisinya di posisikan begini terus yang harus di ketahui oleh publik, kita selamat dari covid tapi kita akan mati kelaparan, karena ekonomi semua dibelenggu. Maka maksudnya new normal itu dibuka, kita mulai dengan situasi baru, kita ketemu ekonomi jalan, tetap ikuti protokol kesehatan, selalu pakai masker bila keluar dan tetap jaga jarak, semua bergerak kembali insyaallah kita selamat,” harapnya. (Adi)