Elemen Masyarakat dan Relawan Jokowi, Bedah Permasalahan Yang Berkecamuk di Papua

Jakarta, RepublikNews – Kondisi Indonesia saat ini sangat jelas, yakni tengah dirong-rong dari berbagai lini baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dan itu nyata terjadi. Bukan rahasia umum lagi, bahwa Indonesia saat ini sedang dibentur habis-habisan oleh pihak-pihak dan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, yang berniat untuk memecah-belah NKRI khususnya masuk melalui pintu yang dianggap rentan yakni Papua. Karena masalah RAS, Suku, Agama, dan golongan merupakan hal yang paling sensitif dan jalan paling mudah untuk bisa menghancurkan sebuah negara.
Terkait hal tersebut, segenap elemen masyarakat, Organ, Ormas, Relawan seperti BPPRI, GARDA JOMAN, RIM, MANGUNI INDONESIA, PATRIOT MANGUNI MAKASIOW, BELA INDONESIA KITA, dan yang lainnya bersama-sama menggelar pertemuan untuk membahas tentang permasalahan yang sedang terjadi di negara ini khususnya di Papua. Pertemuan dan diskusi bersama ini dilaksanakan di Rumah Aspirasi Jokowi yang berlokasi di Jalan Penataran, Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat. Selasa 03/09).
Menurut Oscar Pendong selaku Penanggungjawab dari Forum Kebhinekaan Indonesia mengatakan, ” Kita sebagai pejuang-pejuang bangsa yang masih mau turun ke jalan tidak bisa tinggal diam. Kita akan terus mengawal dan membela Pak Jokowi hingga beliau dilantik. Bahkan setelah di lantik pun kita akan tetap mengawal pemberitaan terkait pemerintahan Jokowi, agar berjalan dengan baik dan tanpa adanya hambatan-hambatan yang signifikan, yang dilakukan oleh pihak-pihak atau oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, melalui isu-isu hoax,” ucap Oscar.

Segenap elemen masyarakat, Organ, Ormas, dan Relawan bersatu untuk bersama-sama menjaga keutuhan bangsa ini yaitu Indonesia. “Jangan sampai nasib negara kita ini terpecah-belah seperti Timor-Timor, yang lepas begitu saja. Yang mana seharusnya durasi untuk referendum itu adalah 4 tahun, namun ternyata hanya terjadi dalm waktu 4 bulan masa jajak pendapat. Kita harus berkaca dari situ, belajar dan evaluasi dari permasalahan-permasalahan bangsa,” lanjut Oscar.
Kembali pada sejarah bangsa Indonesia sebelumnya, bahwasannya tanah air kita pernah terlepas. “Maka dari itu, mari kita bersama-sama bersatu padu untuk menjaga dan mempertahankan Bumi Pertiwi ini. Jangan sampai sejengkal tanah pun terlepas. Kita sebagai pejuang-pejuang bangsa akan dukung terus NKRI, karena tak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah final NKRI HARGA MATI…! Jangan ada yang berani-berani mencoba-coba untuk memecah-belah bangsa ini, kita akan jadi yang terdepan untuk menghadapinya,” ujarnya.
Perlu diketahui bersama bahwa Rangkaian peristiwa yang terjadi di Papua merupakan hasil settingan jauh-jauh hari sebelumnya. Sebagai salah satu contohnya adalah masuknya hal-hal yang dimulai dari intoleransi, setelah berkembang disusul persekusi, dengan beragam bwntuknya yang mengarah ke radikalisme.
“Dan kita semua tahu bahwa Papua memiliki warna kulit yang berbeda dengan kita pada umumnya (RAS). Jadi dengan mudahnya mereka masuk melalui Rasisme dan juga paham-paham radikal. Yang pasti Sparatisme pun digerakkan oleh mereka untuk bisa mengacaukan Papua yang natinya akan mengarah ke terpecahnya NKRI ini,” ungkapnya.
Sebagai pesan untuk masyarakat Papua, Oscar menyampaikan, “Kami disini dari berbagai suku atau daerah seperti Sulawesi Utara, Manado, Minahasa, Jawa, Maluku, Ambon, Batak, dan Bali, berkumpul bersama-sama untuk memberikan dukungan kepada masyarakat Papua. Ketahuilah, Papua itu adalah NKRI, NKRI adalah Papua, Papua adalah Kita, Kita adalah Papua, Seng usa tako (Tidak usah takut) Kita semua sama, satu bangsa dan satu tanah air, yakni Indonesia. NKRI HARGA MATI…!” ujar Oscar diakhir dialog. (Putri).