Giat Sehati di Desa Sumbersono,Dinkes Kabupaten Mojokerto Sosialisasikan Program Stunting AKB dan AKI

MOJOKERTO| Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus menggulirkan program Selasa Sehat turunkan Stunting, AKB, dan AKI (SEHATI). Kali ini Pemkab Mojokerto menyasar ibu balita di Desa Sumbersono, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.
Program SEHATI tersebut, digelar di Pendopo Desa Sumbersono, pada Selasa, (8/8/23) pagi. Program yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto itu, diikuti ibu balita se-Desa Sumbersono.
Pelaksanaan program SEHATI yang digelar di Desa Sumbersono itu, juga turut dihadiri langsung oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati M.Si serta didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr.Ulum Rokhmat Rokhmawan. M.H, Kepala DP2KBP2, Camat Dlanggu, Kepala Puskesmas Dlanggu, dan Forkopimca Dlanggu.
Bupati Mojokerto Ikfina Fatmawati M.Si mengatakan “Bumil harus periksa minimal 6x selama masa mengandung, agar terpantau terus kondisi kesehatan calon anak dan ibunya. Untuk balita, tolong betul-betul dirawat dengan benar. Jangan sampai infeksi berulang atau sering sakit (salah satu indikator stunting), sehingga berpengaruh terhadap perkembangan otak yang tidak bisa tumbuh 98% pada saat mencapai usia 5 tahun.
Maksimalkan pertumbuhan mereka terutama pada usia 0-1 tahun. Jangan sampai berat badan kurang, panjang badan kurang, karena itu menandakan volume otaknya juga kurang. Bayi di bawah 6 bulan hanya boleh ASI eksklusif saja. Ini supaya anak tidak mudah sakit, sebab ASI mengandung antibodi. Setelah 6 bulan, baru boleh diberi makan pendamping seperti bubur susu dengan tekstur bertahap. Mulai encer, hingga bertekstur. Ingat juga, setiap kali makan harus selalu ada zat pembangun. Bisa dari telur, ikan, daging, ayam, tahu, tempe, juga susu.”
Selain kesehatan, Bupati juga mengedukasi para ibu agar melimpahkan kasih sayang sebanyak-banyaknya untuk membangun karakter. Bupati mendorong para ibu untuk menegakkan sikap mendidik anak sesuai tahapan umurnya, demi kemandirian di masa depan.
“Bagi yang punya anak usia 1-3 tahun, tolong ajari anak untuk bisa melakukan semuanya sendiri. Seperti makan, minum, lepas-pakai baju sendiri, kencing maupun BAB sendiri. Ajarkan rapikan mainan, maupun meletakkan sepatu setelah dipakai pada tempatnya. Sedangkan di atas 3-6 tahun, adalah masa mengambil inisiatif. Berikan kesempatan untuk mereka, contoh kecil adalah memilih baju sendiri. Biarkan mereka memilih dan bertanggung jawab. Kalau ingin punya anak dengan emosi yang stabil, contohkan juga yang positif. Jangan sampai mereka takut dan kecewa. Saya juga berpesan agar jangan pelit memuji anak. Pujilah mereka setinggi langit, mumpung masih usia dini. Orang tua yang akan membentuk anak kelak seperti apa. Maka dari itu manfaatkan kesempatan dan jangan sampai kehilangan momen,” tambah Bupati.
Kepala Desa Sumbersono Ade Marta juga melaporkan data terkait stunting, AKI dan AKB di Sumbersono. Antara lain tercatat 17 kasus balita stunting yang kini sudah turun menjadi 7, 3 dari 12 bumil tercatat mengalami KEK, AKI 0 kasus, dan AKB 2 kasus di tahun 2022 (karena pre eklamsia dan eklamsia). Jumlah balita di Sumbersono terdata ada 220, dan yang hadir hari ini ada 75 balita sesuai jadwal posyandu selama setahun.
“Demi menurunkan stunting dan KEK, pemdes melakukan sosialisasi pencegahan stunting, rembuk stunting, monev 3 bulan sekali, maupun pemberian BLT dari dana desa,” lapor Kades Sumbersono. (etyo)