
Tuban, RepublikNews
Pengurus Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) kelenteng Kwan Sing Bio Tuban Pasca rontoknya Patung Yang Mulya Panglima Perang Shing Tee Khoen atau Kwan Kong menegaskan penyebab utama runtuhnya patung setinggi 30,4 meter itu dikarenakan faktor alam yang lebih dominan. Seperti terkena cuaca panas, hujan dan tiupan angin laut. Sehingga terjadi musibah patung runtuh.
Pihak kelenteng menilai tidak benar jika runtuhnya patung dewa perang ini di karenakan kontruksi bangunan yang kurang baik , sebab, pasca runtuh kondisi kerangka beton masih berdiri tegak.
Baca juga :
http://www.republiknews.id/2020/04/17/patung-tertinggi-se-asia-tenggara-runtuh/
Ketua Penilik Demisioner Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban ,Alim Sugiantoro pada media ini mengungkapkan ,
“Faktor alamnya sangat dominan,
konstruksinya tidak apa-apa masih berdiri tegak, memang faktor alamnya dominan dan ini kekuasaan Tuhan.” katanya.Selasa.21/04/2020.
Menurut Alim, musibah ini adalah murni peristiwa tanpa ada campur tangan pihak-pihak lainnya. Serta kejadian ini benar-benar diluar dugaan kemampuan manusia , dengan pengorbanan runtuhnya casing baju kebesaran dewa Kwan Kong ini akan membawa tanda-tanda bahwa virus corona atau Covid-19 akan sirna di Negara Indonesia. Serta diharapkan semua rakyat Indonesia lebih waspada dan menjaga pola hidup bersih agar tidak terkena virus corona.
“Ini murni kejadian alam, karena hanya beberapa detik saja sudah bisa meruntuhkan patung , semoga kejadian ini membawa hikmah,
mari kita bersama-sama kompak bersatu untuk menuju Indonesia sehat dan bebas dari Covid-19.” pinta Alim Sugiantoro.
Alim Sugiantoro berharap semoga patung ini kembali bangkit dengan casing yang baru dan semuanya benar-benar menjadi fresh serta Pandemi Covid-19 berakhir , sehingga, perekonomian kembali lancar dan masyarakat bisa merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun ini.
Baca Juga :
http://www.republiknews.id/2020/04/18/paska-insiden-rontoknya-patung-kongcu-kwan-sheng-tee-khoen-ketua-dprd-tuban-jangan-dibangun-kembali-takutnya-ada-efek-penolakan-dari-masyarakat-lagi/
“Mari kita menghargai perjuangan-perjuangan pendahulu kita, dan menjaga persatuan untuk Indonesia yang kita cintai.” ajak Alim Sugiantoro.(@nt).