Keberadaan Sapi Bantuan Kelompok Tani Desa Bicak Di Pertanyakan…

Mojokerto, RepublikNews – Untuk mengembangkan pertanian yang menguntungkan dengan basis organik, Kementerian Pertanian melanjutkan pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). UPPO dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui perbaikan kesuburan lahan dan meningkatkan produktivitas pertanian, yang difasilitasi dengan pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik, (UPPO) dengan bantuan yang terdiri dari Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) dan kendaraan roda 3, bangunan rumah kompos, ternak sapi.
Namun sayangnya dalam pelaksanaan di lapangan banyak oknum yang menyalahgunakan Program ini untuk meraup keuntungan sendiri atau kelompok tertentu. Seperti halnya bantuan program uppo kelompok tani harapan jaya 3 harapan jaya 4, yang di duga rata-rata sapinya pada raib di jual, ada pula alasan mati dan di potong paksa karena alasan sakit.
Fakta di temukan di kelompok tani desa Bicak dan Kedawung kecamatan Trowulan, bantuan yang lengkap dengan motor tosa dan mesin pencacah rumput tapi semua tidak di laksanakan dengan baik. Sapi-sapi yang harusnya di kembangkan di kandang yang sudah di sediakan oleh pemerintah yang cukup besar namun beberapa sapi telah raib di jual dan di potong/atau dalam data di sebutkan telah di potong paksa dengan alasan sakit.
Menurut warga desa Bicak saat di konfirmasi mengatakan separuh sapi bantuan dari total 35 ekor sebagian di taruh kandang Kedawung Utara separuh lagi di bagi di dua wilayah yaitu Pesanan dan Bicak.
Dalam keterangan, ada 6 ekor sapi mati dan 2 ekor di potong. Dan saat di kroscek di kandang tinggal 11 ekor sapi dewasa, 3 ekor anak sapi. Ironisnya ternyata di kandang itu sebagian bukan sapi bantuan tapi sapi milik warga lain,warga luar desa Bicak sebut saja Haji A (*inisial) yang titip 4 ekor sapi di kandang tersebut.
Sementara pengurus kelompok tani mengatakan rencananya mau memindahkan atau mengembalikan sapi yang bukan bantuan dari pemerintah kepada pemiliknya, dengan istilah lain akan mengeluarkan sapi tersebut dari kandang agar tahu dan bisa membedakan sapi bantuan dan sapi milik warga sendiri, sehingga sisa sapi yang sesunguhnya dapat di identifikasi.
Sementara itu ketua Gapoktan Abdul Azis, yang juga menjabat sebagai sekdes/carik di konfirmasi mengatakan sapi memang ada yang di jual sama warga dan nanti kalau ada pemeriksaan dari pusat, petani harus tanggung jawab dan siap untuk membelikan lagi sapi tersebut, untuk yang lainnya ada yang sakit dan akhirnya mati,”terang H. Aziz
Sementara salah satu warga Bicak, orang kepercayaan Adul Azis yaitu Supriadi memberikan keterangan kepada awak media ini,” sapi-sapi memang ada yang di jual dan uang hasil jual di kembalikan kepada pak Carik Azis,” terangnya.
Lain halnya dengan keterangan warga atas nama Poniran, dalam keterangannya, dari 35 nama penerima bantuan sapi itu dia tidak memperoleh bantuan. Kepada media ini Poniran mengatakan,” dia dulu di suruh datang ke balai desa dalam rapat pembagian sapi bantuan tersebut, namun saat bantuan turun Poniran tidak menerima sapi tersebut padahal namanya tercantum dalam data.
” nama saya tercantum dalam data di catatan desa sebagai penerima bantuan sapi tapi batuan nihil tidak saya terima,” aku Poniran warga dusun Pesanan. (Ndul/Yudi). Bersambung….