ADVETORIAL

Ini…Cerita Rina Perangkat Desa Duwet Tentang Tiga Punden Di Ritual Bersih Desa

MAGETAN,Republiknews.id-, Setiap desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan pencerminan dari karakter dan ciri khas tertentu. Apalagi sering kali tertuang dalam dongeng- dongeng yang diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut sehingga sulit untuk dibuktikan secara fakta dan tidak jarang pula dongeng tersebut dihubungkan dengan mitos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat.

Seperti salah satu mengenai hal ini adalah punden atau tempat keramat yang berada di Desa Duwet Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Jawa Timur. Ada tiga punden dengan masing-masing nama yang berlokasi berbeda yaitu ;
1. Punden Barat dengan nama makam Eyang Ki Ageng Ronggo Ireng dan Kanjeng Putri NYI Dewi Ratu Mawar yang berlokasi di Dukuh Jurangawan.
2. Punden Tengah dengan nama makam Baginda Amir yang berlokasi di Dukuh Duwet.
3. Punden Timur dengan nama Sumur Petilasan yang berlokasi di Dukuh Duwet.

Baca Juga :  KPH Madiun Sabet Penghargaan Ketaatan Pelaporan Lingkungan Periode 2022

Dari ketiga punden makam tersebut diketahui merupakan leluhur atau cikal bakal babatnya Desa Duwet. Dalam menjaga tradisi dan kelestarian setahun sekali masyarakat desa mengadakan sedekah bumi dengan mengirim doa kepada leluhur, dengan kegiatan yang di tampilkan bertajuk bersih desa, tepatnya di bulan suro di hari Senin Pahing.

Di dalam kegiatan bersih desa yang dilaksanakan kemarin di bulan suro, tepatnya bulan Agustus, dalam penyelenggaraannya disuguhkan hiburan tayub di kawasan punden makam. Dalam hal ini seperti apa yang di ceritakan Rina yang bekerja di pemerintahan desa Duwet sebagai Kaur Perencanaan.

Dalam ceritanya saat pertemuan Jum’at (30/12/2022) dengan awak Republik News, Rina mengatakan, terkait bersih desa yang dilaksanakan di bulan-bulan kemarin, memang masyarakat desanya dalam memegang teguh nilai nilai budaya leluhur masih kental, dengan memperhatikan kearifan nilai budaya lokal.

Baca Juga :  Rapat Pleno Kecamatan Sungkai Selatan Berjalan Dengan Lancar

Rina juga menambahkan, bahwasanya pelaksanaan sedekah bumi dan kirim doa di bulan suro kemarin, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional dari turun temurun. Dengan tujuan tak lain untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME dan juga untuk memohon perlindungan kepada dayang sebagai penjaga desa dari hal-hal negatif dalam kehidupan sehari-hari.

Terkait proses pelaksanaannya, dari rangkaian acara ritual bersih desa yang di gelar di bulan suro kemarin, pelaksanaan ritual di tiga punden pelaksanaannya sama, yaitu doa bersama.

“Dalam pelaksanaan ritual sedekah bumi di bulan suro kemarin, dari tiga punden sama pelaksanaannya mas… yaitu doa bersama dan tasyukuran. Namun di puncak acara (punden barat) pelaksanaan yang di gelar di suguhkan dengan hiburan tayub atau gambyong, itupun sebelum diadakan doa bersama dan selamatan, “terangnya di akhir obrolan sambil menunjukkan foto bersih desa di masing-masing lokasi.

Baca Juga :  Pemasangan Stiker Dirumah Warga Penerima PKH oleh Pendamping Kecamatan Belalau

Memang dalam tradisi-tradisi keyakinan turun temurun, termasuk di ritual bersih desa, semua itu merupakan lantaran ataupun simbol agar suatu desa menjadi aman, makmur, sejahtera dan sentosa. Maka dari itu kita harus jaga kelestariannya, kebersihannya, maupun keindahannya, seperti ketiga punden yang ada di desa Duwet.

(w.i)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!