POTRET

Mojokerto Pelopor Budidaya Jamur “Hampir Mati Keracunan Jamur” Akhirnya Sukses Karena Jamur

Ini cerita saya mulai kapan Mojokerto terkenal akan Jamur. Pacet…Wow banyak petani jamur. Merambah Gondang..Puri dan banyak lagi lainnya..

Narasi dan Cerita di tulis oleh Firitri


Duluuu…orang menganbil jamur itu dari alam. Kalau musim hujan banyak. Kalau musim kemarau sedikit. Itu umumnya. Tapiiii..lain halnya di Pacet. Pacet dan Trawas beda…Pacet kondisi airnya banyaaaaak…Dingin dan Lembab…itu duluuu….

Jadinya, Jamur adaaa terus.
Masalahnya…bisa dimakan atau tidak..

Lha wong informasi tidak segalak sekarang. Internet hanya beberapa orang saja yang memakai.

Jadinya tidak paham jamur yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan. Jadinya…..orang trauma dan “menggebyah uyah” mengeneralisir jamur. Bahayaaa..beracuuun.

Inilah yang membuat penolakan terhadap budidaya jamur.

Sampai pada tahun 1996, Bupati waktu itu Machmoed Zain mendapatkan mandat dari Departemen Pertanian (sekarang Kementerian Pertanian) untuk mengembangkan Jamur di Mojokerto. Ditaruhlah di daerah Dlanggu… Kerjasama dengan Pemerintah Taiwan.

Jalan lah program itu….tidak cukup…jelas jalan karena teknologi yang sipppp. Bupati ini tidak mau kalau menggunakan teknologi yang sulit dijangkau masyarakat. Jadi inginnya dengan alat ala kadar saja, bisa budidaya di Mojokerto.

Datanglah kolega Bupati….Pak Nanang (Asli kalimantan Selatan tapi lama di surabaya—alumni ITS teknik mesin), Pak Sony (Kolonel Laut alumni AAL) keduanya ini pebisnis jamur….dan terakhir Lukas Budi Oramana ahli biologi UNESA.

Baca Juga :  Komunitas Xrules Aceh Timur Gelar Bakti Sosial di Panti Asuhan Raudhatul Amal

Mereka ditantang untuk membudidayakan jamur di Mojokerto. Dimulailah pada Pacet karena tempatnya lembab dan dingin. Jamur Kayu dulu ditumbuhkan di dalam serbuk kayu dalam kantung plastik ternyata mudah membuatnya.

Memulai dari F0 (sebutan mereka untuk indukan) dengan media larutan agar-agar, kentang dan gula. Bagian bawah jamur ditanamkan ke agar-agar yang sudah ditempatkan di dalam botol. Jamur akan mulai tumbuh seperti kapas.

Setelah ini agar-agar dengan bibit tadi dibiakkan ke dalam biji-bijian tetap di dalam botol….dinamakan indukan F1 oleh mereka.

Setelah berkembang, dibiakkan lagi tetap dengan biji-bijian, mereka menamakan F2. Baru kemudian 1 sendok biji-bijian yang sudah berjamur dimasukkan ke dalam Baglogberisi kayu dan bekatul yang sudah disterilkan.

Ditunggu beberapa hari…panen…..

Mudah membuatnya…tapi meyakinkan masyarakat agar makan jamur lho suliiiit sekali..Takuuuuut…

Nanti Keracunaaaan…..huhuhhuhu. Itu tahun 1997…

Yaaah,…namanya masyarakat saat itu. Jamur kayu mulai dikembangkan…Jamur Tiram Putih…

Tiram Abu-abu…jenis ini rasanya lebih enak daripada tiram putih kurang disukai karena modelnya yang seperti kotor dan daya simpan airnya rendah sehingga mudah menguap kandungan airnya…ditimbang 1000 gram…eh 3 jam kemudian menjadi 700gram….petani jadi mumet.

Tiram cokelat…ini yang paling enak,,,harganya juga jauh lebih mahal..tapi tidak banyak yang mengembangkan sampai sekarang karena masyarakat awam kurang suka dengan warna cokelat gelapnya.

Baca Juga :  Warga Dusun Gambuhan Bergotong royong Membangun Jalan Makam

Ada juga Shitakee….ini sulit dikembangkan karena faktor suhu yang kurang dingin…

Terakhir….Ganoderma Lingzhi…dulu mahaaaal…5 juta per kg nya..untuk pengobatan..

Hasil akhir Pak Nanang, Pak Sony dengan Pak Lukas ini pecah Kongsi…maklum bisnisman dengan Ilmuwan memang sulit bertemu di satu titik yaah…

Pak Lukas risetnya dibiayai oleh pengusaha baja ternama yang mempunyai villa di sajen. Jamurnya kian aneh-aneh….ada yang bewarna kuning, pink dan lainnya, Juga Ganoderma dikembangkan terus..

Akhirnya masyarakat desa Claket mulai tertarik….dengan alat sederhana ternyata bisa toh mengembangkan jamur yang katanya repot ini. Banyaknya petani jamur di Claket, akhirnya menjadikan Brand baru untuk Claket…Desa tertinggi di Mojokerto Pusat Jamur. Dibangunlah Monumen Patung Jamur di pertigaan Claket (sekarang baruuuu saja dibongkar monumen ini)

Karena bertani jamur dianggap menguntungkan….mulaiiiii banyaaak yang bertani..Sampai sekarang yah…sayangnya hanya tiram putih terus yang dikembangkan yah..

Kepala Dinas Keracunan Hampir Mati

Karena jamur mulai “in” ada kepala dinas Kab Mojokerto. Pak Kemi atau Suchaemi. Kepala Dinas Perkebunan (Disbun). Pak Kemi ini memilih daripada ruwet-ruwet budidaya…ambil saja dari alam….yang dipilih adalah jamur yang mahal..

Metodenya…karena bukan dari ilmu biologi…ya memakai metode “trial and error” alias coba-coba,hmmm.. Alhasil…karena ketidaktahuan..Pak Kemi ini mencoba jamur yang beracun,, Keracunan…kritis…hampiiiiir saja.

Baca Juga :  Antisipasi Kecelakaan, Polsek Bengkunat "Pasang Police Line" Jalan Rawan Longsor

Lha kok setelah sembuh terus melakukan coba-coba…tapii dilarang sang istri. Lebih baik yaaa ke toko buku. Setelah tau dari toko buku…perburuan dimulai. Hobby jalan-jalan menjadi modal.

Duluuu di pinggir jalan banyak pohon asem jawa tua…karena kulit luarnya sudah mati…ditumbuhilah banyak jamur.Jamur Ganoderma Lingzhi..muahaaal itu..

Sama Bapak dua anak ini diambili…Ditemani sang istri ..kan jalan-jalan. Diambil banyaaak sampai Banyuwangi hingga Jawa barat…berburu pokoknya…

Sampai di rumah dikeringkan…terus diserut. Kecil keciiiil.. Jadilah seperti bahan minuman untuk diseduh. Ini mahal karena fungsinya mengembalikan metabolisme tubuh kembali prima…sehingga kondisi penyakit apapun mudah sembuh sendiri.

Sama Pak Kemi dijual terjangkau pada masyarakat…dipatenkan namanya dengan BRand ” JAMUR KEHIDUPAN”

Pasiennya,woaaaaau…..”menjamur” jugaaaa…sampai dari luar negeri ingin berobat ke Pak Kemi. Rumahnya ramai terus dengan pasien…..Pundi-pundi keuangan mengalir deras jauh di atas pendapatannya awal sebagai pegawai negeri.

Malah dianggap dukun yah…hhhhh..dukun jamur.

Lambat laun pohon asem di pinggir jalan sudah habis yah,.berganti…nama Jamur Kehidupan juga sudah kurang dikenal karena meninggalnya Pak Kemi.

Tetapi Mojokerto tetap dikenal sebagai sentra jamur….makanan protein tinggi yang aman..tidak ada kan yang alergi karena jamur…

Besok saya jadi kepingin masak sate jamur…..ada yang mau resep saya??

Sudah yaah…ini cerita saya tentang awal mula Mojokerto dikenal sebagai sentra Jamur…

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!