PERISTIWA

Haduh, Ada Dugaan Media “Abal-abal” Tergabung di Komunitas Wartawan Gresik

Gresik, RepublikNews – Suasana kondusif yang selama ini terjalin antar sesama wartawan dan LSM (lembaga swadaya masyarakat) di Kabupaten Gresik tiba-tiba jadi gaduh akibat pernyataan Ketua salah satu komunitas wartawan di Kabupaten Gresik. Dalam pernyataannya, ketua komunitas wartawan yang juga jadi kontributor salah satu televisi swasta tersebut menyebutkan adanya wartawan dan LSM abal-abal yang sering mengintimidasi dan memeras kepala desa di Gresik.

Sebutan wartawan dan LSM “abal-abal” oleh Ketua komunitas wartawan tersebut disesalkan oleh LSM GMAS (Generasi Masyarakat Adil Sejahtera). Ketua DPD LSM GMAS Kabupaten Gresik, Julianus menantang Ketua komunitas wartawan itu untuk membuka data LSM atau wartawan abal-abal yang disampaikan di media beberapa hari ini.

Baca Juga :  Penculikan Anak, Orang Tua Berikan Klarifikasi Bahwa Informasi di Medsos Adalah Salah Paham

“Silakan buka nama LSM dan media abal-abal itu. Jangan buat gaduh, karena media dan LSM di Kabupaten Gresik selama ini damai dan kondusif dan tidak ada saling tuding. Mungkin karena ada aspek kepentingan, sehingga ada gerombolan wartawan yang menamakan diri komunitas wartawan, kemudian ketuanya mengeluarkan pernyataan yang membuat gaduh masyarakat,” tegas Julianus dalam pernyataannya kepada wartawan, Kamis 25 Mei 2023.

Julianus pun tak segan jika pihaknya menemukan data bahwa ada media yang tergabung sebagai anggota komunitas wartawan tersebut bisa disebut abal-abal. Sebab, ada media yang tergabung dalam komunitas wartawan tersebut tidak patuh dalam melaporkan perpajakan badan usahanya, baik SPT Tahunan atau bulanan. Padahal, ada kerjasama iklan atau advertorial dari Pemkab Gresik terhadap media tersebut.

Baca Juga :  Dianggap Menghina Jokowi, ARJ Kecam Pernyataan Novel

“Kami tidak ingin menyebut media apa saja yang terindikasi abal-abal itu, karena pasti akan makin gaduh. Kami punya bukti, bukan sekadar pernyataan. Kami hanya ingin Kabupaten Gresik ini kondusif, apalagi menjelang tahun politik. Jika ada kepala desa yang penggunaan anggaran desanya sesuai, kenapa harus takut dengan LSM atau wartawan. Sampaikan saja apa adanya. Temui wartawan dan LSM yang ingin konfirmasi, tabayyun. Kecuali mereka memang salah dalam menggunakan anggaran, lalu berlindung ke gerombolan wartawan yang menyebut dirinya komunitas,” tegas Julianus.

Julianus pun akan berada di garda depan untuk berpihak kepada kepala desa dengan catatan kepala desa tersebut benar dan tidak ada indikasi penyimpangan anggaran di desanya. Sebaliknya, jika kepala desa tersebut terindikasi salah, maka pihaknya yang akan mendorong aparat penegak hukum untuk memprosesnya.

Baca Juga :  Alih Fungsi Gedung Perpustakaan Modern Lampung Mendapat Kecaman Keras Dari Berbagai Pihak

“Saya kira LSM dan wartawan di Gresik sepakat, mereka tidak anti pembangunan. Justru, kami sangat senang di desa terdapat pembangunan jalan, infrastruktur, gedung, bahkan bantuan sosial. Tapi jika itu disalahgunakan anggarannya, maka kami menjalankan kontrol sosial dengan mengingatkan kepala desa ada yang menyimpang dalam pelaksanaan pembangunan itu. Kadang, itu diartikan berbeda oleh oknum-oknum Kades yang merasa bersalah. Lalu mereka mencari perlindungan, salah satunya komunitas wartawan tersebut,” kata Julianus. (Yan)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!