BIROKRASI

Begini Tanggapan Kadin TPHPKP Magetan, Terkait Keluhan Masyarakat Desa Cileng Poncol

Magetan,Republiknews, Menanggapi keluhan masyarakat Desa Cileng Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan, terkait turunnya proyek JUT (Jalan Usaha Tani) yang belum terealisasi sampai tahun ini.

Kepala Dinas TPHPKP Kabupaten Magetan Ir. Uswatun Khasanah. MMA Yang di temui di kantornya pada Kamis siang (24/2/2022) mengatakan, bahwa proyek JUT yang gagal terealisasi di tahun 2019 tersebut karena adanya Refocusing anggaran. Ia juga mengaku tidak tahu persis akan hal tersebut karena saat itu kepala dinas masih di jabat oleh kepala dinas lama.
“Itu disposisinya tahun 2019, apalagi di tahun itu saya belum menjabat, masih pak Edy, “Ungkapnya.

Dikatakannya pula mengenai pengajuan yang belum terealisasi tersebut memang sempat di tinjau ke lokasi, tapi Ia juga tidak bisa memberi kepastian kapan proyek JUT untuk desa Cileng itu akan turun.

Baca Juga :  Tiga Orang Pejabat Eselon II Di Jajaran Pemkab Tuban Purna Tugas.

“Ya nanti di tunggulah, apalagi pengajuan yang di tahun 2018 lainnya juga masih ada, banyak antrinya. Memang setelah itu kan refocusing, terpangkas anggaran”, Lanjut Uswatul Chasanah.

Tidak di pungkiri bahwa warga desa Cileng sangat mengharap turunnya bantuan proyek Jalan Usaha Tani dari DTHPKP yang sempat “Gagal Turun” tersebut. Hal ini di karenakan kebutuhan warga akan kemudahan akses menuju hektaran lahan milik mereka bisa di katakan sangatlah vital.

Sebagaimana di beritakan media ini beberapa hari yang lalu, bahwa masyarakat secara swadaya telah membangun jalan dan jembatan baru yang menelan anggaran sebesar Rp. 150.000.000. Yang pengerjaannya di lakukan secara gotong royong (swadaya) untuk membuka akses yang lebih mudah ke lahan mereka.

Baca Juga :  Di Tuduh Mencuri, Santri Di Ponorogo Di Aniaya Hingga Meninggal

Di himpun dari keterangan beberapa warga sekitar, sebelumnya jalan yang ada, merupakan jalan setapak dan berada di tebing curam yang licin di musim penghujan sehingga menjadi kendala besar bagi petani untuk mengangkut hasil panen. Selain itu, petani juga harus menyeberang sungai dengan jembatan seadanya yang bisa membahayakan keselamatan mereka.

“Jadi jika terealisasi, pemerintah hanya tinggal memperbaiki atau mengadakan peningkatan. Karena sebelumnya telah di buka melalui swadaya masyarakat”. Kata salah seorang perangkat desa yang tidak ingin di sebut namanya.

Dengan melihat semangat masyarakat yang begitu besar untuk turut berperan aktif dalam pembangunan desa, tinggal tunggu saja bagaimana dukungan orang orang yang duduk manis di kursi jabatan terkait dan pemangku kebijakan di atasnya, bagaimana menyikapi dengan bukti nyata dan bukan hanya mengandalkan kata kata pencitraan semata.

Baca Juga :  Prioritaskan Kemajuan Desa, Pemdes Pragak Fokus Pemerataan Dan Penataan Pembangunan

(Iwn).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!