BERITA UTAMAINVESTIGASIPERISTIWA

Kematian ES, Di Salah Satu Ponpes Tumpang Malang Jawa Timur Jadi Tanda Tanya

Blitar, RepublikNews – Kematian Eko Sunaryo (32), salah satu santri di pondok pesantren kawasan Kecamatan Tumpang Malang Jawa Timur, saat ini masih menyisakan tanda tanya. Pihak pesantren sebelumnya menyatakan kepada orangtua korban jika Eko itu meninggal akibat sakit yang dialaminya.

Kejanggalan tewasnya ES secara tidak wajar terkuak setelah pihak keluarga hendak memakamkan ES dikampung halamannya Sumberingin Sanankulon Blitar, pada Kamis siang (21/10/2019). Ketika hendak dimandikan sebelum prosesi pemakaman, terdapat luka lebam di sekujur tubuh korban yakni di bagian kepala, kaki hingga tangan.

Miris,kondisi gedung pesantren dari luar seperti istana tapi didalamnya tempat yang di huni santri sangat tidak layak di gunakan

Mulanya dikabarkan oleh pihak pondok pesantren,via telfon 0813314xxxxx kepada keluraga korban jika Es (korban) mengalami sakit kamis (21/11/2019) habis setelah mengikuti olah raga. Dan korban dikabarkan meninggal habis sholat shubuh. Pihak kelurgapun akhirnya membawa jenazah pulang untuk dimakamkan.

Pada saat di mandikan inilah pihak keluarga menemukan beberapa kejanggalan pada kematian ES, pada beberapa bagian tubuh korban penuh dengan luka-luka dan lebam akibat pukulan. Dan akhirnya dari keluarga korban memutuskan intuk mengabadikan foto-foto korban sebelum di makamkan.

Baca Juga :  Menjelang Latihan Posko I Kodim 0808/Blitar Laksanakan Briefing Pelaku

Surib (55) ibu korban kepada wartawan RepublikNews mengatakan bahwa mengetahui jika sebelumnya ES waktu di pulangkan dari RSJ. Lawang (tanggal 10/11/2019) tidak terdapat luka-luka pada tubuh ananknya.

Surib ibu korban, Rokhim adik korban saat di konfirmasi wartawan RepublikNews,Minggu,25/11/2019 dini hari 01.00 Wib

 

“saya yang menjemput anak saya pulang dari RSJ. Lawang bersama adiknya, tidak ada luka pada tubuh Es,ES saya bawa ke ponpes berharap akan sembuh total dari sakitnya, ES saaya bawa ke ponpes supaya dia tenang di sana bisa belajar agama dan bekerja, lha kok ternyata malah meninggal 2 minggu setelah ada di ponpes Tumpang sana,yang bikin saya tidak tenang setelah kematiannya karena saya melihat anak saya tubuhnya penuh luka-luka saat di mandikan,”papar Ibu Korban.

Rokim adik korban mengatakan jika ada bekas pukulan di bagian belakang kepala. Begitu juga dengan kaki dan tangan korban serta di beberapa bagian tubuh Es. Sehingga dari beberapa pukulan di titik vital diduga membuat korban tewas.

Baca Juga :  Demi Hak Tanahnya dan Mencari Keadilan "Mbah Giyem" Gandeng Pengacara Jeckline

Kepada media ini saat dikonfirmasi kerumahnya Minggu (24/11) pukul 01.00 Wib, Rokhim menerangkan bahwa sebelumnya ada informasi masuk via telfonnya yang bilang dari Ponpes atas nama Budi bahwa kakaknya telah meninggal kamis pagi karena sakit setelah mengikuti olah raga, namun saat pihak keluarga lainnya konfirmasi ke 0813314xxxxx,nomor yang habis memberikan informasi sebelumnya mengatakan bahwa korban meninggal sudah dari Rabu malam.

“saya sempat berpikir kok bisa dari nomor kontak yang sama ada informasi yang berbeda,pagi saya di telfon p. budi mengatakan kakak saya meninggal kamis pagi hari tapi ketika saudara saya yang lain telfon ke nomor yang sama (0813314xxxxx ) dan di terima seorang perempuan memberikan informasinya berbeda korban meninggal rabu malam,”terang Rokhim adik korban.

Dari hasil penulusuran RepublikNews di dapatkan informasi bahwa sebelumnya korban ES hamper 2 bulan di rawat di RsJ. DR. Radjiman Widiodiningrat Lawang Malang karena sakit jiwanya terganggu, dipindah dan di bawa ke pondok pesantren dan rehabilitasi tanggal 10/11/2019 oleh pihak keluarga.

Baca Juga :  Oknum Polisi Polsek Bangilan Rasa Polda Dipetisi Warga Supaya Dicopot.

Sementara itu Ribut Supriatin Humas RsJ. DR. Radjiman Widiodiningrat Lawang saat di temui media ini Senin,26/11/2019 pukul 15.00 wib membenarkan bahwa ES (korban) sebelumnya di rawat di rumah sakit dan di pulangkan oleh pihak Rumah sakit karena di rasa sudah baikkan dan tidak mengethui kalau korban ES setelah di jemput keluarganya ternyata di bawa ke ponpes.

Ribut Supriatin,Humas RsJ. DR. Radjiman Widiodiningrat Lawang Malang bersama Pimpinan media RepublikNews

“saudara ES memeng pasien kami sejak oktober 2019, dia di bawa keluarganya rujukkan ke sini karena mengalami gangguan jiwa. Dan ES di pulangkan kepada kekeluargaanya pada tanggal 10/11/2019 yang menurut dokter yang merawatnya di rasa sudah baikkan,”terang Humas kepada RepublikNews.

Sementara itu Pihak Pondok Pesantren saat di konfirmasi via telfon (0813314xxxxx ) sempat di angkat oleh seorang perempuan namun setelah di Tanya terkait kematian Es langsung melemparkan jawaban “ sebentar saya sampaikan ke P. Budi biar beliau yang menjelaskan, nanti bisa telfon lagi, tapi selang beberapa menit di telfon kembali tidak ada yang mengangkat telfon tersebut. Dari kejadian ini pihak keluarga korban berniat mau melaporkan ke pihak yang berwajib(red) bersambung…

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!