SEJARAH

NGURI-NGURI MAKAM LELUHUR DESA GAPRANG KANIGORO BLITAR

BLITAR, REPUBLIKNEWS – Desa Gaprang kecamatan Kanigoro adalah sebuah Desa di kabupaten Blitar yang masih menyimpan misteri dua makam keramat, yaitu makam Mbah Dermojoyo dan makam KH Ahmad Dawam, yang mana menurut istri kepala Desa gaprang Almarhum Abdul Muthalib saat di temui awak media REPUBLIK NEWS di rumah pribadinya Senen 20/05/2019 mengatakan, bahwa mbah Dermojoyo adalah seorang panglima perang Diponegoro yang berasal dari Jawa tengah.

Pada jaman perang melawan Belanda kelompoknya terpecah belah, sampai akhirnya Mbah Dermojoyo lari mengasingkan diri di hutan Srengat yang sekarang sudah menjadi Desa Srengat dan terakhir di Desa gaprang di situlah masyarakat mengakui bahwa mbah Dermojoyo adalah salah satu tokoh yang membabad hutan dan menjadikan Desa gaprang, hingga beliau wafat pada tahun 1825 dan di makamkan di Desa gaprang.

Baca Juga :  Bupati Blitar: Jadikan Momen Hari Jadi Blitar Ke-698 Untuk Meningkatkan Kreatifitas Dan Inovasi

Sedangkan KH Ahmad Dawam adalah seorang tokoh ulama tersohor pada jaman itu, beliau adalah sesepuh asli kelahiran Desa gaprang kecamatan kanigoro Blitar yang wafat pada tahun 1950 dan di makamkan pula di Desa gaprang,” tutur istri almarhum Abdul Muthalib.

Masih istri Abdul Muthalib, Demi menghormati makam leluhur yang membabad Desa gaprang, maka pihak Desa bersama tokoh masyarakat berniat membangun kembali makam tersebut, Dengan maksud dan tujuan 1 , untuk pelestarian aset sejarah makam, yang ke 2, mengenalkan asal usul leluhur kepada anak cucu dan yang ke 3, sebagai obyek wisata sejarah, budaya dan rohani yang dapat memberikan manfaat bagi peziarah luar daerah dan khususnya masyarakat lingkungan sekitar makam, setelah terbangunnya kembali makam ini, tujuan kami agar peziarah nyaman dan lebih khusyuk dalam mendoakan leluhur dan yang terpenting juga bisa menjadi salah satu aset warga Desa gaprang nantinya,” pungkasnya. (Adi.)

Baca Juga :  DPW Gelora Aceh Gelar Focus Group Discussion Pada Konsolidasi Dan Tapak Tilas Sejarah Aceh

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!