PEMKAB BANYUWANGI KEMBALI MENGGELAR PELATIHAN PENGOLAHAN KOPI
Banyuwangi, RepublikNews – Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Banyuwangi rutin menggelar pelatihan pengolahan kopi, tahun ini, puluhan pelaku usaha kopi dilatih untuk meningkatkan kualitasnya, mulai dari pengolahan hingga pengemasan produk agar siap memasuki Industri kopi.
Pelatihan yang dikemas dalam, COFFEE PROCESSING FESTIVAL ini digelar dirumah Kreatif Banyuwangi pada kamis (25/7/2019)
Para peserta mengaku memanfaatkan pelatihan ini untuk menambah wawasan mereka , salah satunya adalah Ibu Suhartin, pengusaha kopi asal Kalibaru ,Banyuwangi, dia mengaku telah mendapatkan manfaat dari pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG), Suhartin mengatakan berawal dari keprihatinannya yang menjual biji kopi, kini dirinya memulai usaha kopi kemasan dan CAFE sa’at itu biji kopi hasil kebunnya hanya di beli seharga Rp.25 Ribu perkilogramnya, Saya sedih, biji kopi hasil kebun saya hanya laku Rp.25 Ribu perkilogramnya, setelah ikut pelatihan saya mulai belajar Mengolah dan Menjemur sendiri, “tutur Suhartin.
Saya dibimbing oleh orang di Sperindag, hingga cara pengemasannya, misalnya kalau dijual ke CAFE harus ukuran berapa, kalau untuk oleh-oleh ukurannya berapa, semua diajarkan,”jelasnya
Setelah mengikuti pelatihan, kini rata-rata perbulan, Suhartin mampu menjual 100 kg lebih kopi, satu kemasan bubuk kopi seberat 2 ons dijual seharga Rp 22 Ribu ,artinya , harga bubuk kopi perkilogram mencapai Rp 110 Ribu perkilogramnya.
Alhamdulillah, dengan kemasan yang menarik dan tentunya cara pengolahan lebih baik, kini hasilnya jauh meningkat untuk dijual perkilogramnya,” Aku Suhartin.
Namun Suhartin belum puas, tahun ini dia kembali mengikuti CAFFEE PROCESSING FESTIVAL untuk belajar lagi hal lain yang belum dia kuasai,”Saya mengikuti festival ini untuk belajar membuat Cappuchino. Sebab, beberapa hari lalu ada rombongan turis ke Cafe saya. Mereka ingin minum Cappuchino tetapi saya tidak tahu caranya. Makanya saya belajar agar ke depan bisa membuat Cappuchino sehingga tidak ada lagi pengunjung yang balik,”terangnya.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, usaha dan industri berbasis kopi tumbuh pesat di Banyuwangi sejak beberapa tahun terakhir. Pemkab pun berupaya hadir untuk mendorong para pelaku usaha berbasis kopi naik kelas agar daya sainganya meningkat.
“Kenapa kopi? Karena kopi ada di sekitar kita. Itu keuntungan kita, kita bisa bebas memilih mengolah jenis apapun. Selain itu, dari hulu sampai hilir, value kopi sangat tinggi,”ujarnya saat membuka COFFEE PROCESSING FESTIVAL.
Bupati Anas menjelaskan bahwa Pemkab setiap tahun menggelar festival yang berkaitan dengan kopi untuk mengungkit sektor kreatif Banyuwangi. Hasilnya, pelaku usaha kopi Banyuwangi tumbuh pesat.
“Jumlah UMKM kopi di Banyuwangi sendiri terus tumbuh pada 2013 jumlahnya tidak sampai 10, namun sekarang sudah mencapai lebih dari 40 UMKM.”ungkap Bupati Anas.
“Kafe yang menyajikan kopi juga mulai menjamur di penjuru Kabupaten. Untuk itu kami juga mengajak puluhan pelajar di pelatihan ini, upaya untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur di kalangan mereka mengingat potensi bisnis kopi yang trennya positif,”imbuhnya.
Pemkab, lanjut Bupati Anas, telah memiliki klinik kopi. Klinik tersebut dilengkapi sejumlah peralatan pemrosesan kopi. Ke depan, kata dia, pemkab akan membantu menyediakan alat-alat kopi berdasar Cluster.
“Sehingga pelaku usaha yang tidak punya dana untuk investasi peralatan, bisa dibawa ke klinik kopi. Selain itu, anak-anak dengan mudah dan cepat bisa menjadi wirausahawan kopi,”pungkasnya. (adi)