Makassar,RepublikNews – Gubernur Sulsel, Prof. Nurdin Abdullah resmi melantik Pj. Walikota Makassar meski pelaksanaannya di bulan Suci Ramadhan tepatnya hari Senin (13 Mei 2019) namun berlangsung lancar dan sukses, berbagai karangan bunga dan ucapan selamat bertaburan menghiasi halaman Kantor Balaikota Makassar Jalan Jend Ahmad Yani, tempat di mana Dr. M. Iqbal Suhaeb, MM, Msi di lantik dan dilakukan sumpah jabatan sebagai Pj Walikota baru hingga masa Pilwali 2020
mendatang setelah di tetapkan langsung oleh Kemendagri melalui hasil seleksi.
Dimana Pelantikan mantan Kepala Balitbangda Sulsel ini sebagai Pj Walikota Makassar berdasarkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) Nomor: 131. 73-52 tertanggal 26 April 2019.
Meski tidak nampak atau hadir mantan Walikota sebelumnya yakni Ramdhan Pomanto di acara tersebut yang sempat menimbulkan pertanyaan yang kontroversial dikalangan awak media namun hal tersebut di tepis oleh M. Iqbal Suhaeb dalam konfrensi pers di ruang kerjanya dengan nada datar ” Saya tidak tahu kenapa beliau tidak hadir tapi saya akan berusaha temui beliau dan mempertayakaanya sekaligus meminta saran-saran atau nasehat dari beliau untuk kedepannya dalam melanjutkan membangun Kota Makassar yang lebih baik” ujarnya.
Dalam acara konfrensi pers yang di gelar di ruang kerjanya M. Iqbal Suhaeb pun tidak luput dari serangan berbagai pertanyaan dari para awak media yang mempertanyakan sejumlah kinerja SKPD dan Perusda seperti PD. Parkir, PD. Pasar, dinas PU, Dispenda, Dinas lingkungan hidup dan lain-lain terkait sejauh mana komitmen dan kapabilitas nya menyikapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan terutama menyangkut masa depan Kota Makassar
“Jika saya di tanya soal kepemimpinan bagi saya jabatan walikota saya analogikan sebagai ibarat pemain drumband sebagai instrumentnya dimana masing-masing memainkan perannya seperti ada bagian gitarnya, serulingnya, keyboardnya tanpa harus ada yang di intervensi cukup saya sebagai pemain drumnya” hal yang sama juga di sampaikan secara berulang-ulang di Mimbar Masjid Pemkot saat usai melaksanakan shalat dzuhur
Disinggung mengenai persampahan yang cenderung di komersialkan dan berbuntut pada pengangkutan yang banyak dikeluhkan warga terutama daerah biringkanaya dengan nada spontan “oh begitu baik saya akan mencari tahu siapa pengelolah atau penanggung jawab di wilayah tersebut”
Dalam stegmen closingnya ia hanya menghimbau kepada semua pihak mari kita bersama-sama menjaga Kota Makassar sebagai kota budaya dengan kearifan lokalnya begitupun dengan kebersihannya sehingga orang-orang yang berkunjung ke Makassar bisa merasakan kenyamanan di kota angin mamiri.
Namun yang lebih penting kedepannya menurutnya bagaimana segera melakukan konsulidasi internal dengan menyatukan semua visi misi dimulai dari tingkat kelurahan dan seterusnya serta melakukan perbaikan manajemen. Ujarnya. (Red/sbn)